Pengikut

Sabtu, 01 April 2017

Ibu Sud Sang Empu Lagu Anak-anak

Anak-anak itu identik dengan kegembiraan, kesenangan, dan permainan. Salah satu cara mengapresiasikan perasaan gembira mereka adalah dengan bermain dan beryanyi. Kita yang pernah mengalami masa kanak-kanak tentu paham betul dengan dua kata itu. Bermain dan bernyanyi.

Saat di rumah, ibu adalah orang pertama yang mengajarkan kepada kita tentang lagu anak-anak. Seperti lagu ini.

Tik tik tik bunyi hujan  di atas genteng. Airnya turun tidak terkira. Cobalah tengok..dahan dan ranting. Pohon dan kebun basah semua.

Memasuki sekolah Taman Kanak-Kanak, guru-guru kita mengenalkan lebih banyak lagi lagu-lagu yang menarik. Seperti lagu berikut ini:

Naik-naik ke Puncak gunung, tinggi. . tinggi sekali... Naik-naik ke puncak gunung..tinggi..tinggi sekali. Kiri kanan kulihat saja, banyak pohon Cemara...Kiri kanan kulihat saja..Banyak pohon Cemara.

Masih banyak lagi lagu anak-anak yang sangat populer saat kita kecil sampai sekarang sudah memiliki anak, dan tetap populer serta digemari oleh anak-anak kita. Dibalik karya yang melegenda itu tentu ada tangan dingin sang pencipta lagu. Sehingga hasil ciptaannya tersebut bisa abadi dan tetap dikenang sepanjang masa.

Saya pun ingin mengetahui lebih jauh, siapa sih beliau? Karena tidak semua orang mengetahui juga siapa, bagaimana dan seperti apa orang yang menciptakan lagu anak-anak itu. Dialah Ibu Sud. Orang yang handal menciptakan lagu anak-anak tersebut.


Ternyata Ibu Sud itu bukan nama asli beliau. Tetapi nama panggilan. Nama singkat dari sang suami yang bernama Raden Bintang Soedibjo. Pada saat Ibu Sud menikah dengan beliau, secara otomatis orang memanggilnya dengan sebutan Ibu Soedibjo atau biasa disingkat dengan panggilan Ibu Sud.

Nama asli Ibu Sud sendiri adalah Saridjah Niung. Keturunan Bugis yang lahir di Sukabumi, 26 Maret 1908. Ayahnya seorang pelaut asal Bugis yang menetap di Sukabumi. Ibu Sud merupakan anak bungsu dari 12 bersaudara. Karir bermusiknya dimulai ketika beliau lulus sekolah di Bandung. Hoogree Kweek Shcool (HKS) lalu dilanjutkan dengan mengajar musik di Holandsch Inlandsch Shcool ( HIS).

Sejak mengajar itu beliau mulai menciptakan lagu-lagu berbahasa Indonesia untuk anak-anak, agar mereka bisa bergembira melalui lagu-lagu. Berkawan dengan sesama pemusik seperti Ismail Marzuki, Cornel Simanjuntak, WR.Supratman  dan lain-lain. Rasa nasionalisme dalam diri beliau semakin berkembang. Dan dituangkan dalam bentuk lagu seperti lagu yang berjudul Berkibarlah Benderaku. 
.
Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah selama-lamanya

Tak pelak beliau pun sempat akan ditangkap oleh tentara Belanda saat itu. Tetapi karena ada tetangga yang meyakinkan bahwa Ibu Sud benar-benar hanya seorang pemusik dan pedagang. Maka tentara Belanda itu batal menangkap beliau. Tetapi Ibu Sud menjadi salah satu dari pengiring lagu Indonesia Raya ciptaan WR. Supratman, yang dikumandangkan pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.

Ibu Sud hanya memiliki seorang anak dari pernikahannya. Suaminya meninggal dalam salah satu kecelakaan pesawat di Singapura. Sejak itu beliau menghabiskan sisa hidupnya bersama anak, cucu dan cicit. Hingga beliau meninggal pada tahun 1993 dalam usia 85 tahun.

Meski telah tiada namun karya-karya beliau abadi di hati para penggemar. Terutama penggemar lagu anak-anak dan juga di dunia pendidikan. Lagu ciptaan beliau yang tercatat mencapai sekitar 480 judul. Pantaslah jika beliau dijuluki sebagai Empu Lagu Anak-anak. A

Hampir semua lagu ciptaannya memang sangat populer sampai sekarang. Seperti lagu naik delman, menanam jagung, burung kutilang, desaku, kupu-kupu yang lucu dan kapal api serta masih banyak lagi. Jika harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Maka manusia meninggalkan nama. Nama baik yang akan dikenang selamanya.



Larinda, 1 April 2017



                            

3 komentar:

  1. Saya besar diiringi lagu-lagu beliau. Semoga di era saat ini akan lahir dan hadir Ibu Sud-Ibu Sud baru yang akan menemani anak-anak melewati masa yang indah

    BalasHapus
  2. skarang lagunya kok alay2 ya mba Denik.. hihi

    BalasHapus