Pengikut

Jumat, 23 Juni 2017

Rindu Tembang Lawas Yuni Shara

Masih ingat lagu lawas "Mengapa Tiada Maaf" yang dibawakan oleh Yuni Shara? Saya suka dengan lagu ini. Juga dengan  video klipnya. Menurut saya semuanya pas dan bagus.

Makanya lagu tersebut banyak mendapatkan penghargaan dan melejitkan nama Yuni Shara sebagai penyanyi spesialis tembang-tembang lawas. 

Meski lagu lawas,  jika dikemas dengan baik dan tepat, hasilnya bisa lebih tenar daripada lagu anyar.

Yuni  Shara. Penyanyi kelahiran Malang, 3 Juni 1972 silam ini sangat pas membawakan lagu-lagu lawas tersebut.

Picture by Instagram 
Yuni Shara

Padahal ia seperti penyanyi-penyanyi lain. Memiliki album dengan lagu-lagu baru ciptaan musisi kondang negeri ini. Tetapi hokinya justru ditembang lawas. 

Memulai karir pada tahun 1987, baru pada tahun 1996 albumnya meledak dan namanya meroket berkat lagu "Mengapa Tiada Maaf."

Sebelumnya pada tahun 1992, Yuni Shara sudah merilis lagu "Hilang Permataku." Namun tidak semeledak lagu "Mengapa Tiada Maaf."

Mengapa tiada maaf darimu
Mengapa kubertanya
Mengapa tiada maaf darimu
Kutahu hatimu padaku

Misalkan kau telah bahagia
Daku turut gembira
Tapi bila kau setiap hari
Selalu teringat akan diriku


Terlepas dari pemberitahuan miring tentang dirinya, saya tetap menyukai Yuni Shara. Sebab yang saya sukai adalah karyanya. Konsistensinya dalam membawakan lagu-lagu lawas. 

Untuk masalah pribadi, biarkan itu menjadi urusannya dengan Tuhan. Kita tidak berhak men-judge. 


Satu lagi lagu lawas Yuni Shara yang saya suka. Yaitu lagu "Lima Puluh Tahun Lagi" yang dinyanyikan Yuni berduet dengan Raffi Ahmad.

Ini lagu dari grup musik "Warna" yang musiknya menghentak-hentak. Membuat kita ingin bergoyang tiap kali mendengarkan lagu ini. 

Sekarang atau 50 tahun lagi
Kumasih akan tetap mencintaimu
Tak ada bedanya rasa cintaku
Masih sama seperti pertama bertemu


Bagaimana? Menarik bukan lagu-lagu lawas yang dinyanyikan kembali oleh Yuni Shara. Tak salah jika ia dijuluki sebagai ratu lagu-lagu lawas. (EP)


#profil
#penyanyi
#lagulawas














Rabu, 21 Juni 2017

Bimbo, Jago Dalam Lagu Cinta dan Juga Religi

Bimbo. Siapa yang tak mengenal grup musik asal Bandung ini? Grup musik yang personilnya adalah kakak beradik yakni Sam, Acil, Jaka dan Iin ini lagu-lagunya begitu familiar dikalangan masyarakat. Terutama lagu-lagu religinya.


Di bulan Ramadhan seperti ini lagu-lagu religi banyak diputar diberbagai tempat sebagai pengiring aktivitas. Menyesuaikan kondisi lingkungan di mana masyarakat sedang menjalankan ibadah puasa. Tanpa disadari lagu-lagu religi yang diputar tersebut menjadi pengingat dan penyemangat diri. Lagu-lagu Bimbo salah satu yang tak bisa dipisahkan dari suasana Ramadhan. Tentu kita tidak asing dengan lagu berikut:

Ada anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa
Ada anak bertanya pada bapaknya
Tadarus, tarawih apalah gunanya
Lapar mengajarkan rendah hati
Sedang tadarus artinya memahami kitab suci
Tarawih mendekatkan diri p
ada ilahi

(Ada Anak Bertanya pada Bapaknya, Bimbo)

Atau lagu yang ini:

Ada sajadah panjang terbentang
Dari kain yang sampai
Ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba


(Sajadah Panjang, Bimbo)

Juga lagu berikut ini:

Tuhan, tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh dengan peluh

Tuhan, Tuhan yang Maha Esa
Tempat aku memuja dengan segala doa
Aku jauh Engkau jauh
Aku dekat Engkau Dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa bertanya
.

(Tuhan, Bimbo)

Semua lagu-lagu di atas merupakan sebagian lagu religi milik Bimbo yang sangat populer ditengah masyarakat. Sehingga bagi yang tidak mengenal sejarah berdirinya grup musik ini, akan mengira bahwa Bimbo adalah grup musik yang mengusung lagu-lagu religi. Padahal saat pertama muncul justru populer  dengan lagu bertema cinta. Melati Dari Jayagiri adalah lagu yang melambungkan nama mereka.

Melati dari Jayagiri
Kuterawang keindahan kenangan
Hari-hari laku di mataku
Tatapan yang lembut dan penuh kasih

Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Hsti yang teduh dalam dekapan
Dan kuburkan kau kecup bibirku

Reff
Mentari kelak kan tenggelam
Gelap kan datang dingin mencekam
Harapanku bintang kan terang
Memberi sinar dalam hatiku

Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Mungkinkah akan tinggal kenangan
Jawabnya tertiup di angin lalu


(Melayani dari Jayagiri, Bimbo)

Lagu Melati dari Jayagiri hanyalah sebagian lagu yang ada dalam album kenang-kenang yang dibuat Bimbo sebagai tanda perpisahan, setelah kurang lebih 3 bulan berada di Singapura mengisi acara musik di Hotel Ming Courtney, Orchard, Singapura.

Tanpa diduga justru lagu tersebut disukai masyarakat dan pupuler melambungkan nama Bimbo. Bimbo yang ditolak oleh salah satu perusahan musik Indonesia justru berjaya dia negeri orang. Jika sudah rezekinya memang tidak ada kemana.

Sejak itu nama Bimbo mulai merajai blantika musik Indonesia. Tak terasa 20 tahun lebih Bimbo berkarya. Ratusan lagu pun sudah dihasilkan. Dan masih tetap abadi sampai sekarang. Semoga selamanya. Seabadi lagu “Cinta” yang sudah dipopulerkan oleh berbagai generasi.

Ke gurun engkau ikut
Ke kutub engkau turut
Bersama sehidup semati
Demikian kau ucapkan janji

Menangus kita berdua
Tertawa bersama
Tapi kini kau ingkari
Segalanya kau tak peduli lagi
Dan yang lebih menyakitkan kalbu
Kau bercumbu di depan

Oh, Tuhan tunjukkanlah
Dosa dan salahku
Mudahnya dia buat janji
Semudah dia ingkar janji
Alangkah kejamnya cinta
Oh, alangkah pedihnya
Kejam oh kejam
Pedih oh pedih
Cinta ooohhhooo...cintaaaa


Larindah, 21 Juni 2017

#NulisRandom2017
#Harike-21