Pengikut

Sabtu, 29 Agustus 2020

Didi Kempot, Melestarikan Budaya Jawa dan Kearifan Lokal Melalui Lagu Campur Sari

Didi Kempot. Siapa yang tak mengenal sosoknya? Penyanyi spesialis lagu-lagu berbahasa Jawa ini begitu digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Tua, muda sampai anak-anak. Tak hanya di dalam negeri saja. Di luar negeri terutama di negeri Belanda dan Suriname, sosoknya begitu dipuja-puja.

Dokumen RCTI

Anak-anak muda milenial memberinya julukan The God Father of Broken Heart. Mereka begitu menyukai lagu-lagu Didi Kempot yang notabene berbahasa Jawa dan liriknya mengisahkan tentang patah hati. 

Itulah kekuatan sebuah karya. Ketika sudah digemari dan mengena di hati, siapa yang bisa membendung kedahsyatannya? Mereka anak-anak muda milenial yang begitu menggemari lagu-lagu Didi Kempot, bahkan tak malu-malu memproklamirkan diri sebagai Sad Boy dan Sad Girl dalam naungan Sobat Ambyar. Sebutan bagi para fans Didi Kempot.

Namun di tengah popularitasnya tersebut. Takdir berkata lain. Tanggal 5 Mei 2020 Tuhan memanggilnya pulang untuk kembali keharibaan-Nya. Didi Kempot meninggal secara mendadak tanpa sakit yang serius atau berkepanjangan. Hanya sedikit keluhan kemudian di bawa ke rumah sakit namun tak tertolong. Begitu cepat dan mengejutkan semua.

Duka mendalam dirasakan oleh semua yang mengenal sosoknya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Kepergian Didi Kempot tidak hanya ditangisi oleh keluarga saja. Tapi oleh semua. Apalagi satu bulan sebelumnya Didi Kempot sukses menggelar konser amal dari rumah, terkait kondisi negara dan dunia yang sedang dilanda pandemi Covid-19. 

Belum habis orang membicarakan konser tersebut yang menghasilkan milyaran rupiah untuk didonasikan. Namanya kembali dibicarakan saat ia berpulang tanpa tanda-tanda. Tentu saja perbincangan yang baik-baik mengenai sosok diri dan karya-karyanya.

Konsisten berbuah manis

Konsisten. Ya, hal itu yang dilakukan Didi Kempot sejak awal merintis karir tahun 1990 hingga tutup usia tahun 2020. Konsisten dengan aliran musik yang ia usung. Yakni lagu-lagu dengan lirik bahasa Jawa. 

Selama 30 tahun berkarya dengan mengusung lagu-lagu Jawa. Tidak serta merta ia diterima dengan mulus oleh masyarakat Indonesia. Lagu pertama yang ia rilis di dapur rekaman yakni "Cidro" tidak lantas membuatnya dikenal orang. 

Didi Kempot yang mengawali karir dengan mengamen tetap mengamen meski sudah masuk dapur rekaman. Justru masyarakat luarlah yang menyukai karya-karyanya. Negeri Belanda dan negara Suriname menjadi pijakannya dalam berkarir. Ia justru naik turun panggung di dua negara tersebut. 

Bertahun-tahun manggung di negeri orang, ia kembali ke Indonesia dan ingin masyarakat mengenal karya-karyanya yang begitu disukai oleh orang-orang luar. Maka terciptalah lagu "Stasiun Balapan" yang benar-benar melambungkan namanya kala itu. Masyarakat Indonesia mulai mengenal sosok penyanyi bernama Didi Kempot.

Namun tak lama namanya tenggelam lagi. Meski begitu ia terus saja berkarya. Menulis dan menciptakan lagu-lagu berbahasa Jawa. Jika dirunut ada sekitar 700 lagu yang sudah ia ciptakan.

Tahun 2019 namanya kembali melambung. Anak-anak muda milenial pelopornya. Mereka dengan bangganya menyebut diri sobat ambyar. Julukan bagi para penggemar lagu-lagu Didi Kempot. Bisa dibilang tahun 2019 merupakan tahun keemasan Didi Kempot. Hampir semua stasiun televisi mengundang Didi dalam setiap acaranya. 

Belum lagi panggung-panggung off air di seluruh Indonesia. Nama Didi Kempot benar-benar jaminan suksesnya panggung pertunjukan. Lagu-lagu lama Didi Kempot pun kembali dirilis ulang. Mereka yang tidak mengerti bahasa Jawa pun menyukai lagu-lagu Didi Kempot. Karena musik dan liriknya memang mengena di hati. Itulah bahasa kalbu. Tanpa perlu tahu artinya tetap menyentuh jiwa.

Orangtua perantara lagu-lagu Didi Kempot

Saya pribadi mengenal lagu-lagu Didi Kempot karena orangtua. Sebagai anak dari keluarga Jawa, saya tak lepas dari musik berbahasa Jawa kesukaan orangtua. Terutama bapak. Hampir setiap hari rumah kami dihiasi dengan lagu-lagu campur sari atau langgam Jawa serta lagu-lagu keroncong.

Dari sinilah saya terbiasa mendengarkan lagu-lagu berbahasa Jawa. Salah satunya lagu-lagu Didi Kempot. Lagu "Stasiun Balapan" merupakan lagi favorit bapak. Hampir setiap hari lagi tersebut diputar oleh bapak. Tak heran jika saya pun ikut menyukai lagu tersebut.

Maka ketika nama Didi Kempot kembali bersinar bersama sobat ambyar. Saya sudah tak heran lagi. Justru semakin menyukai lagu-lagu Didi Kempot. Sebab beberapa lagu lama yang dirilis ulang, musiknya lebih enak didengar alias easy listening.

Mungkin memang disesuaikan dengan selera anak muda. Lebih nge-pop. Namun tidak menghilangkan ciri khasnya. Yakni tetap berbahasa Jawa dan ada suara gendangnya. Seperti lagu "Banyu Langit dan Ambyar."

Duta budaya dan duta pariwisata

Menurut saya Didi Kempot pantas disebut sebagai Duta Budaya dan Duta Pariwisata. Bagaimana tidak? Selama 30 tahun berkarir di dunia musik. Selama itu pula hampir semua lagu ciptaannya menggunakan bahasa Jawa. Ini artinya ia benar-benar melestarikan dan mengenalkan bahasa Jawa lewat lirik lagu. 

Tanpa disadari, hal ini menjadi semacam pengenalan kosa kata bahasa Jawa kepada para pendengarnya. Baik itu orang Jawa asli atau bukan orang Jawa. Kita yang keturunan Jawa dan tidak lancar berbahasa Jawa. Lewat lagu-lagu Didi Kempot jadi lebih lancar dan paham bahasa Jawa.

Suoro angin, angin sing rerindu ati. Ngelingake sliramu sing ta tresnani. Pingin nangis ngetoke eluh ning pipi. Duwe ora weruh senajan mung ono ngimpi

Ngalemo, ngalemo ning dodoku. Tambanono roso kangen neng atiku. Ngalemo, ngalemo ning aku. Ben ra adem kesiram udaneng ndalu.

(Lirik "Banyu Langit")

Selain itu Didi juga pantas disebut sebagai Duta Pariwisata. Lewat lirik lagu-lagu yang ia ciptakan. Ada banyak tempat di Indonesia yang ia angkat dan perkenalkan kepada para pendengar lagu-lagunya.

Saya mengetahui ada Gunung Purbo di daerah Yogyakarta dari lagu "Banyu Langit." Jadi mengetahui bahwa ada daerah bernama Langgran di Wonosari Yogyakarta. Berikut ini sepenggal lirik lagu "Banyu Langit."

Ademe gunung Merapi Purbo. Melu krungu suaramu ngomongke opo. Ademe gunung Merapi Purbo. Sing ning Langgran Wonosari Yogyakarta.

Begitu juga dengan pantai klayar di Pacitan. Saya tidak asing dengan nama Pacitan. Tapi baru mengetahui ada pantai yang indah di sana. Dan itu saya ketahui juga lewat lagu Didi Kempot yang judulnya "Pantai Klayar."

Dokumen Net.Tv

Birune segoro kuto Pacitan. Nyimpen janjimu seprene ra biso ilang. Birune segoro kuto Pacitan. Pantai Klayar sing nyimpen sewu kenangan.

Serta masih banyak lagi lagu-lagu Didi Kempot yang mengangkat sebuah tempat atau daerah seperti Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Dalan Anyar, Tanjung Emas Ninggal Janji, dan Kangen Nickherie.

Untuk lagu "Kangen Nickherie" Didi Kempot mengangkat suatu distrik di negara Suriname yang sering ia kunjungi saat di sana. Saya pun jadi mengetahui bahwa ada suatu daerah bernama Nickherie di sana. 

Didi Kempot Official Video

Kecintaan Didi Kempot terhadap negara Suriname yang telah membesarkan namanya, ia tuangkan dalam sebuah lagu berjudul "Lobi Suriname."

Pantas rasanya jika ia disebut sebagai Duta Budaya dan Duta Pariwisata. Apalagi di tahun-tahun keemasannya Didi Kempot juga lebih sering mengenakan busana adat Jawa dalam setiap penampilannya di panggung. Beskap lengkap dengan blangkonya. Ia pun semakin menunjukkan konsistensinya dalam mengangkat budaya Jawa.

Setelah kepergiannya. Ada rasa rindu melihat penampilannya di atas panggung. Meski belum pernah menonton aksi panggungnya secara langsung. Namun kekuatannya panggungnya tetap menghipnotis kita yang menonton dari rumah. 

Terbukti dengan suksesnya konser amal yang digelar Didi Kempot dari rumah dan ditayangkan secara live di Kompas TV. Selamat jalan Didi Kempot. Ragamu telah tiada. Namun karyamu abadi di hati. (EP)


Jumat, 23 Juni 2017

Rindu Tembang Lawas Yuni Shara

Masih ingat lagu lawas "Mengapa Tiada Maaf" yang dibawakan oleh Yuni Shara? Saya suka dengan lagu ini. Juga dengan  video klipnya. Menurut saya semuanya pas dan bagus.

Makanya lagu tersebut banyak mendapatkan penghargaan dan melejitkan nama Yuni Shara sebagai penyanyi spesialis tembang-tembang lawas. 

Meski lagu lawas,  jika dikemas dengan baik dan tepat, hasilnya bisa lebih tenar daripada lagu anyar.

Yuni  Shara. Penyanyi kelahiran Malang, 3 Juni 1972 silam ini sangat pas membawakan lagu-lagu lawas tersebut.

Picture by Instagram 
Yuni Shara

Padahal ia seperti penyanyi-penyanyi lain. Memiliki album dengan lagu-lagu baru ciptaan musisi kondang negeri ini. Tetapi hokinya justru ditembang lawas. 

Memulai karir pada tahun 1987, baru pada tahun 1996 albumnya meledak dan namanya meroket berkat lagu "Mengapa Tiada Maaf."

Sebelumnya pada tahun 1992, Yuni Shara sudah merilis lagu "Hilang Permataku." Namun tidak semeledak lagu "Mengapa Tiada Maaf."

Mengapa tiada maaf darimu
Mengapa kubertanya
Mengapa tiada maaf darimu
Kutahu hatimu padaku

Misalkan kau telah bahagia
Daku turut gembira
Tapi bila kau setiap hari
Selalu teringat akan diriku


Terlepas dari pemberitahuan miring tentang dirinya, saya tetap menyukai Yuni Shara. Sebab yang saya sukai adalah karyanya. Konsistensinya dalam membawakan lagu-lagu lawas. 

Untuk masalah pribadi, biarkan itu menjadi urusannya dengan Tuhan. Kita tidak berhak men-judge. 


Satu lagi lagu lawas Yuni Shara yang saya suka. Yaitu lagu "Lima Puluh Tahun Lagi" yang dinyanyikan Yuni berduet dengan Raffi Ahmad.

Ini lagu dari grup musik "Warna" yang musiknya menghentak-hentak. Membuat kita ingin bergoyang tiap kali mendengarkan lagu ini. 

Sekarang atau 50 tahun lagi
Kumasih akan tetap mencintaimu
Tak ada bedanya rasa cintaku
Masih sama seperti pertama bertemu


Bagaimana? Menarik bukan lagu-lagu lawas yang dinyanyikan kembali oleh Yuni Shara. Tak salah jika ia dijuluki sebagai ratu lagu-lagu lawas. (EP)


#profil
#penyanyi
#lagulawas














Rabu, 21 Juni 2017

Bimbo, Jago Dalam Lagu Cinta dan Juga Religi

Bimbo. Siapa yang tak mengenal grup musik asal Bandung ini? Grup musik yang personilnya adalah kakak beradik yakni Sam, Acil, Jaka dan Iin ini lagu-lagunya begitu familiar dikalangan masyarakat. Terutama lagu-lagu religinya.


Di bulan Ramadhan seperti ini lagu-lagu religi banyak diputar diberbagai tempat sebagai pengiring aktivitas. Menyesuaikan kondisi lingkungan di mana masyarakat sedang menjalankan ibadah puasa. Tanpa disadari lagu-lagu religi yang diputar tersebut menjadi pengingat dan penyemangat diri. Lagu-lagu Bimbo salah satu yang tak bisa dipisahkan dari suasana Ramadhan. Tentu kita tidak asing dengan lagu berikut:

Ada anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa
Ada anak bertanya pada bapaknya
Tadarus, tarawih apalah gunanya
Lapar mengajarkan rendah hati
Sedang tadarus artinya memahami kitab suci
Tarawih mendekatkan diri p
ada ilahi

(Ada Anak Bertanya pada Bapaknya, Bimbo)

Atau lagu yang ini:

Ada sajadah panjang terbentang
Dari kain yang sampai
Ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba


(Sajadah Panjang, Bimbo)

Juga lagu berikut ini:

Tuhan, tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh dengan peluh

Tuhan, Tuhan yang Maha Esa
Tempat aku memuja dengan segala doa
Aku jauh Engkau jauh
Aku dekat Engkau Dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa bertanya
.

(Tuhan, Bimbo)

Semua lagu-lagu di atas merupakan sebagian lagu religi milik Bimbo yang sangat populer ditengah masyarakat. Sehingga bagi yang tidak mengenal sejarah berdirinya grup musik ini, akan mengira bahwa Bimbo adalah grup musik yang mengusung lagu-lagu religi. Padahal saat pertama muncul justru populer  dengan lagu bertema cinta. Melati Dari Jayagiri adalah lagu yang melambungkan nama mereka.

Melati dari Jayagiri
Kuterawang keindahan kenangan
Hari-hari laku di mataku
Tatapan yang lembut dan penuh kasih

Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Hsti yang teduh dalam dekapan
Dan kuburkan kau kecup bibirku

Reff
Mentari kelak kan tenggelam
Gelap kan datang dingin mencekam
Harapanku bintang kan terang
Memberi sinar dalam hatiku

Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Mungkinkah akan tinggal kenangan
Jawabnya tertiup di angin lalu


(Melayani dari Jayagiri, Bimbo)

Lagu Melati dari Jayagiri hanyalah sebagian lagu yang ada dalam album kenang-kenang yang dibuat Bimbo sebagai tanda perpisahan, setelah kurang lebih 3 bulan berada di Singapura mengisi acara musik di Hotel Ming Courtney, Orchard, Singapura.

Tanpa diduga justru lagu tersebut disukai masyarakat dan pupuler melambungkan nama Bimbo. Bimbo yang ditolak oleh salah satu perusahan musik Indonesia justru berjaya dia negeri orang. Jika sudah rezekinya memang tidak ada kemana.

Sejak itu nama Bimbo mulai merajai blantika musik Indonesia. Tak terasa 20 tahun lebih Bimbo berkarya. Ratusan lagu pun sudah dihasilkan. Dan masih tetap abadi sampai sekarang. Semoga selamanya. Seabadi lagu “Cinta” yang sudah dipopulerkan oleh berbagai generasi.

Ke gurun engkau ikut
Ke kutub engkau turut
Bersama sehidup semati
Demikian kau ucapkan janji

Menangus kita berdua
Tertawa bersama
Tapi kini kau ingkari
Segalanya kau tak peduli lagi
Dan yang lebih menyakitkan kalbu
Kau bercumbu di depan

Oh, Tuhan tunjukkanlah
Dosa dan salahku
Mudahnya dia buat janji
Semudah dia ingkar janji
Alangkah kejamnya cinta
Oh, alangkah pedihnya
Kejam oh kejam
Pedih oh pedih
Cinta ooohhhooo...cintaaaa


Larindah, 21 Juni 2017

#NulisRandom2017
#Harike-21























Jumat, 07 April 2017

Tembang Cinta Iwan Fals

Iwan Fals. Siapa yang tak mengenal penyanyi legendaris ini? Lagu-lagunya yang berisi kritik sosial sangat digemari oleh semua kalangan. Terutama dikalangan anak muda. 

Saya adalah salah satu penggemar lagu-lagu Iwan Fals. Dan suka sekali dengan lagu-lagu berisi kritik sosial yang ia nyanyikan. Seperti lagu dengan judul Wakil Rakyat itu.  Tapi saya lebih suka lagu-lagu Iwan Fals yang bertemakan cinta.


Apa karena saya perempuan sehingga lebih cenderung kearah melankolis dalam pemilihan selera musik? Ehmmm, bisa jadi. Tetapi memang lagu-lagu karya Iwan Fals yang bertemakan cinta tidak kalah ciamik untuk digemari loh! 

Coba saja perhatikan lirik lagu Yang Terlupakan karya Iwan Fals berikut ini: 

Denting piano...Kala jemari menari
Nada merambat pelan
Dikesunyian malam saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik
Untuk kembali padanya
Seribu rasa menggoda
Seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma
Waktu aku tertawa..Saat memberinya dosa
Ooh..Maafkanlah

Rasa sesal didalam hati
Diam tak mau
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah kumencoba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti


Baguskan liriknya? Berbeda sekali dengan lagu-lagunya yang berisi kritik sosial. Dari sisi romantis inilah yang membuat saya semakin mengidolakan sosok penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto. 

Ada lagi lagu-lagu cinta Iwan Fals yang mewakili jaman sekolah kita banget. Judulnya Jendela Kelas Satu. Perhatikan liriknya berikut ini: 

Duduk di pojok bangku deretan belakang
Di dalam kelas penuh dengan obrolan
Slalu mengacau laju khayalan
Dari jendela kellas yang tak ada kacanya
Dari sana pula aku mulai mengenal
Seraut wajah..Berisi lamunan
Ni ni ni ni ni..Ni ni ni ni
Bibir merekah dan merah selalu basah
Langkahmu tenang kala engkau berjalan
Tinggi semampai...Gadis idaman

Reff:
Kau datang membawa
Sebuah cerita
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Darimu itu pasti lagu ini tercipta


Dan yang paling tak terlupakan dari tembang cinta Iwan Fals adalah lagunya yang berjudul Buku Ini Aku Pinjam. Coba simak liriknya:

Di kantin depan kelas ku
Di sana kenal dirimu
Yang kini tersimpan di hati
Jalani kisah sembunyi 

Di halte itu kutunggu
Senyum manismu kekasih
Usai dentang bel sekolah
Kita nikmati yang ada 

Seperti hari yang lain
Kau senyum tersipu malu
Ketika ku sapa engkau
Genggamlah jari genggamlah hati ini 

Memang usia kita muda
Namun cinta soal hati
Biar mereka bicara
Telinga kita terkunci 

Biar tahu...Biar rasa
Maka tersenyumlah kasih
Tetap langkah...Jangan hentikan
Cinta ini milik kita 

Buku ini aku pinjam
Kan kutulis sajak indah
Hanya untukmu seorang
Tentang mimpi-mimpi malam.


Aaahh...Romantis bukan liriknya? Dan masih banyak tembang cinta milik Iwan Fals yang menurut saya bagus. Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 silam ini memang pantas diidolakan. Bukan saja oleh kaum Adam tetapi juga oleh kaum Hawa seperti saya. 

Larindah, 7 April 2017



Selasa, 04 April 2017

Ismail Marzuki Seniman Hebat Asli Betawi

Coba simak lirik lagu berikut ini:

Tanah airku Indonesia. Negeri elok amat kucintai. Tanah tumpah darahku yang mulia. Yang ku puja sepanjang masa.

Atau lirik lagu berikut:

Aryati
Dikau mawar asuhan rembulan
Aryati
Dikau gemilang seni pujaan
Dosakah hamba Mimpi berkasih dengan tuan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
Dosakah hamba Memuja dikau dalam mimpi
Hanya dalam mimpi

Dan yang tentu tidak asing juga adalah lirik lagu berikut:

Sepasang mata bola
Dari balik jendela
Datang dari Jakarta
Menuju Medan perwira
Kagum ku melihatnya
Sinar sang perwira rela
Hati telah terpikat
Semoga kelak kita berjumpa pula

Serta masih banyak lagi lagu-lagunya bernuansa perjuangan yang tetap enak didengar hingga kini. Tetapi tidak semua mengetahui siapa pencipta lagu-lagu tersebut. Entah karena tidak peduli atau tidak merasa penting untuk mengetahuinya?

Padahal jika mau direnungkan. Mereka para pencipta lagu termasuk pejuang juga. Tetapi dalam jalur yang berbeda. Mereka melalui karya yang mampu menyulut rasa kebangsaan. Salah satu dari seniman pejuang itu adalah Ismail Marzuki.

Sumber: Wikipedia.com

Pencipta lagu kelahiran Kwitang, Jakarta, 11 Maret 1914 ini lagu-lagunya identik dengan lirik kebangsaan. Yang sampai sekarang masih merdu terdengar. Dan digemari oleh semua orang. Meninggal di Kampung Bali, Jakarta, 25 Mei 1958 dalam usia 44 tahun tak membuat namanya hilang begitu saja.

Penghargaan atas perjuangan dan jasanya diapresiasikan dalam bentuk pembangunan Taman Ismail Marzuki, di daerah Cikini, Jakarta Pusat. 


Larinda, 4 Maret 2017


Sabtu, 01 April 2017

Ibu Sud Sang Empu Lagu Anak-anak

Anak-anak itu identik dengan kegembiraan, kesenangan, dan permainan. Salah satu cara mengapresiasikan perasaan gembira mereka adalah dengan bermain dan beryanyi. Kita yang pernah mengalami masa kanak-kanak tentu paham betul dengan dua kata itu. Bermain dan bernyanyi.

Saat di rumah, ibu adalah orang pertama yang mengajarkan kepada kita tentang lagu anak-anak. Seperti lagu ini.

Tik tik tik bunyi hujan  di atas genteng. Airnya turun tidak terkira. Cobalah tengok..dahan dan ranting. Pohon dan kebun basah semua.

Memasuki sekolah Taman Kanak-Kanak, guru-guru kita mengenalkan lebih banyak lagi lagu-lagu yang menarik. Seperti lagu berikut ini:

Naik-naik ke Puncak gunung, tinggi. . tinggi sekali... Naik-naik ke puncak gunung..tinggi..tinggi sekali. Kiri kanan kulihat saja, banyak pohon Cemara...Kiri kanan kulihat saja..Banyak pohon Cemara.

Masih banyak lagi lagu anak-anak yang sangat populer saat kita kecil sampai sekarang sudah memiliki anak, dan tetap populer serta digemari oleh anak-anak kita. Dibalik karya yang melegenda itu tentu ada tangan dingin sang pencipta lagu. Sehingga hasil ciptaannya tersebut bisa abadi dan tetap dikenang sepanjang masa.

Saya pun ingin mengetahui lebih jauh, siapa sih beliau? Karena tidak semua orang mengetahui juga siapa, bagaimana dan seperti apa orang yang menciptakan lagu anak-anak itu. Dialah Ibu Sud. Orang yang handal menciptakan lagu anak-anak tersebut.


Ternyata Ibu Sud itu bukan nama asli beliau. Tetapi nama panggilan. Nama singkat dari sang suami yang bernama Raden Bintang Soedibjo. Pada saat Ibu Sud menikah dengan beliau, secara otomatis orang memanggilnya dengan sebutan Ibu Soedibjo atau biasa disingkat dengan panggilan Ibu Sud.

Nama asli Ibu Sud sendiri adalah Saridjah Niung. Keturunan Bugis yang lahir di Sukabumi, 26 Maret 1908. Ayahnya seorang pelaut asal Bugis yang menetap di Sukabumi. Ibu Sud merupakan anak bungsu dari 12 bersaudara. Karir bermusiknya dimulai ketika beliau lulus sekolah di Bandung. Hoogree Kweek Shcool (HKS) lalu dilanjutkan dengan mengajar musik di Holandsch Inlandsch Shcool ( HIS).

Sejak mengajar itu beliau mulai menciptakan lagu-lagu berbahasa Indonesia untuk anak-anak, agar mereka bisa bergembira melalui lagu-lagu. Berkawan dengan sesama pemusik seperti Ismail Marzuki, Cornel Simanjuntak, WR.Supratman  dan lain-lain. Rasa nasionalisme dalam diri beliau semakin berkembang. Dan dituangkan dalam bentuk lagu seperti lagu yang berjudul Berkibarlah Benderaku. 
.
Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah selama-lamanya

Tak pelak beliau pun sempat akan ditangkap oleh tentara Belanda saat itu. Tetapi karena ada tetangga yang meyakinkan bahwa Ibu Sud benar-benar hanya seorang pemusik dan pedagang. Maka tentara Belanda itu batal menangkap beliau. Tetapi Ibu Sud menjadi salah satu dari pengiring lagu Indonesia Raya ciptaan WR. Supratman, yang dikumandangkan pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.

Ibu Sud hanya memiliki seorang anak dari pernikahannya. Suaminya meninggal dalam salah satu kecelakaan pesawat di Singapura. Sejak itu beliau menghabiskan sisa hidupnya bersama anak, cucu dan cicit. Hingga beliau meninggal pada tahun 1993 dalam usia 85 tahun.

Meski telah tiada namun karya-karya beliau abadi di hati para penggemar. Terutama penggemar lagu anak-anak dan juga di dunia pendidikan. Lagu ciptaan beliau yang tercatat mencapai sekitar 480 judul. Pantaslah jika beliau dijuluki sebagai Empu Lagu Anak-anak. A

Hampir semua lagu ciptaannya memang sangat populer sampai sekarang. Seperti lagu naik delman, menanam jagung, burung kutilang, desaku, kupu-kupu yang lucu dan kapal api serta masih banyak lagi. Jika harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Maka manusia meninggalkan nama. Nama baik yang akan dikenang selamanya.



Larinda, 1 April 2017



                            

Jumat, 18 November 2016

Rindu KLa Project

KLa Project adalah grup musik yang cukup populer di tahun 1989-an. Sampai sekarang lagu-lagunya masih enak didengar. Karena memang lagu-lagu KLa Project eseay listening. Beberapa lagu KLa cukup nge-hits di jamannya. Dan rasanya sampai sekarang.



Coba simak lirik lagu berikut. Siapa yang tak mengetahui dan juga menyukainya?

Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Menikmati bersama suasana Yogya
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri ditelan deru kotamu
Hey...walau kini kau t'lah tiada
Tak kembali

Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tak terobati

(Lirik lagu "Yogyakarta")

Lagu yang nge-hits tahun 1991 ini masih tetap enak didengar sampai sekarang. Dan tetap bisa membuat baper. Karena memang lagu-lagu KLa identik dengan lirik-lirik yang melankolis, meski pun dikemas dengan nada nge-beat atau pop rock.

Perhatikan lirik lagu berikut:
Menyusur keramaian
Sepanjang sisi kota
Hanyut kita berdua
Laju di atas roda
Malam hangat memeluk
Melebur cinta kita
Bias lampu menyapa
Getar hati bertanya
Adakah waktu tersisa
Menjaga..kita tetap sejiwa
Dan lagu pun mengalun
Nanar kau pandangan daku
Cinta kita terlarang
Membentur batu karang
Ooohhh...adakah waktu tersisa
Menyanggah segala prasangka
Punya mereka
Ketika norma peradatan
Terpilih sebagai alasan
Mereka ciptakan jurang
Antara kita
Sampai saat akhir nanti
Kita berusaha bertahan
Sebab cinta datang
Untuk mengoyak perbedaan 
Waktu tersisa
Menjaga.......
Kita tetap sejiwa

(Lirik lagu "Waktu Tersisa")

Mengenang lagu-lagu KLa Project tentu juga mengingatkan akan personil grup ini yang memiliki kharismatik sendiri.

Adalah Katon Bagaskara sang vokalis yang pandai membetot bass dan memetik gitar. Lalu ada Romula Radjadin yang disapa dengan panggilan Lilo. Lilo bertugas memetik gitar dan vokal juga, meski bukan vokalis utama. Kemudian ada Adi Adrian yang pandai bermain piano dan keyboard. Selanjutnya ada Ari Burhani sang penggebuk drum.

Dari inisial nama depan personil itulah tercipta nama KLa Project. Huruf a dibuat kecil untuk mengingatkan bahwa ada dua nama dari huruf a di grup.

KLa Project yang dibentuk pada tanggal 23 Oktober 1988 ini memiliki genre musik pop progesif dan pop rock. Dan merilis album pertamanya pada tahun 1989 dengan tajuk "KLa" dengan lagu hits-nya Rentang Asmara, Tentang Kita dan Waktu Tersisa.

Tahun 1991 mengeluarkan album kedua dengan tajuk "Kedua" dan lagu yang menjadi hits adalah Yogyakarta. Lagu ini selain merajai tangga musik Indonesia juga meraih beberapa penghargaan dalam ajang BASF Award sebagai Lagu Terbaik, Aransemen Terbaik dan Pop Techno Terbaik.


Tahun 1992 keluarlah album ketiga yang diberi judul "Pasir Putih" dengan lagu hits-nya Tak Bisa ke Lain Hati. Namun setelah album ketiga ini personil KLa berkurang. Ari Burhani sang penabuh drum memutuskan keluar dari grup musik ini.

Tetapi bukan berarti KLa berhenti berkarya. Dua tahun berturut-turut KLa mengeluarkan album baru. Yaitu album keempat tahun 1994 dengan tajuk "Ungu' dan tahun 1995 album kelima dengan tajuk "V".

Tahun 1996 KLa bahkan menggelar konser bertajuk "KLakustik" di Gedung Kesenian Jakarta. Sayangnya pada tahun 2000 salah satu personilnya lagi-lagi memutuskan keluar dari grup. Yaitu Romula Radjadin atau Lilo.

Sejak itu performa KLa sudah tak memiliki ciri KLa yang sebenarnya. Apalagi setelah masuknya beberapa personil baru untuk menggantikan kekosongan personil. KLa pun mengganti nama grup menjadi Nukla.

Satu album memang tercipta dengan grup baru tersebut. "New Chapter" nama album itu yang dibuat tahun 2004. Tetapi tahun 2006 personil KLa ada yang keluar lagi. Katon sang vokalis mengganti nama grup dari Nukla kembali ke KLa Project.

Tahun 2009 KLa mengadakan reuni dengan personil awal. Lalu muncullah album baru dengan tajuk "KLa Return".  Disusul album berikutnya tahun 2011 dengan tajuk "A Tribute to bisa KLa Project". Menampilkan musisi top tanah air seperti Ahmad Dani, Vidi Aldiano, Ungu, dan Keris Patih.

KLa Project menjadi salah satu grup musik tanah air yang cukup diperhitungkan di jamannya. Kini meskipun performa KLa sudah tidak seperti dulu lagi, tetapi bukan berarti KLa Project sudah mati. Nama dan karya-karyanya akan terus lekat di hati dan ingatan.

Seperti judul lagu hits-nya "Tak Bisa ke Lain Hati" maka memang benar, jika sudah mendengar lagu-lagu KLa rasanya tak bisa ke lain hati.

Sisi ruang batinku
Hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa
Merenggut sukma
Terwujud keinginan
Yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah
Pindah ke lain hati
Pindah ke lain hati
Pindah ke lain hati
Mengingatmu..mengenangnya
Menggapai paras wajahmu
Sendiri...
Sungguh ku-akui
Tak bisa ke lain hati

(Lirik lagu "Tak Bisa ke Lain Hati")

#onedayonepost
#nopember2016
#musikkenangan